KTT ASEAN ke-43: Hasil Konkret & DEFA Menuju Ekonomi Digital ASEAN yang Tangguh

ktt asean
KTT ASEAN ke-43: Hasil Konkret & DEFA

trendingHour.com – Dalam AECC ke-23, ASEAN membahas DEFA dan tantangan ekonomi global serta implikasinya terhadap kawasan.

KTT ASEAN ke-43: Hasil Konkret & DEFA Menuju Ekonomi Digital yang Tangguh

Dalam rangka persiapan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-43, ASEAN Economic Community Council Meeting (AECC) ke-23 digelar di Jakarta pada Minggu, 3 September. AECC ke-23, yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, membahas sejumlah isu penting yang menjadi fokus utama dalam pertemuan tersebut. Selain itu, perundingan mengenai ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) juga diluncurkan, menandai langkah kuat dalam kolaborasi antar negara-negara ASEAN untuk mendorong transformasi ekonomi digital di kawasan.

Pertemuan AECC ini menjadi forum penting bagi para Menteri untuk membahas kondisi ekonomi terkini yang sangat dinamis. Beberapa isu penting yang menjadi sorotan dalam pertemuan ini antara lain geopolitik, fragmentasi rantai pasok, transisi hijau, inovasi digital, dan pertumbuhan inklusif. Hal ini mencerminkan komitmen ASEAN untuk menghadapi tantangan global dan mencari solusi bersama.

Selain isu-isu penting, para Menteri juga membahas agenda strategis kawasan, perkembangan 16 Priority Economic Deliverables (PED), dan penyusunan Visi Komunitas ASEAN Paska-2025, yang dikenal sebagai ASEAN Vision 2045. Visi ini bertujuan menjadikan ASEAN sebagai kawasan yang “Resilient, Innovative, Dynamic and People-Centred” melalui integrasi ekonomi kawasan, transformasi teknologi dan inovasi, ekonomi keberlanjutan, dan persiapan masyarakat untuk berubah.

Isu keberlanjutan menjadi fokus penting dalam pertemuan ini, termasuk Strategi Netralitas Karbon di ASEAN. Pengembangan ekosistem kendaraan listrik juga menjadi perhatian, dan Indonesia mengusulkan inisiatif ini dengan dukungan positif dari negara-negara anggota ASEAN. Pengembangan ekosistem kendaraan listrik di kawasan diharapkan akan mendukung keberlanjutan lingkungan.

Salah satu highlight dari pertemuan ini adalah peluncuran ASEAN DEFA. Ini merupakan tonggak sejarah dalam upaya kolaborasi antar negara-negara ASEAN dalam memanfaatkan potensi besar ekonomi digital. DEFA bertujuan memberdayakan dunia usaha dan pemangku kepentingan di seluruh ASEAN melalui percepatan pertumbuhan perdagangan, peningkatan interoperabilitas, penciptaan lingkungan online yang aman, dan peningkatan partisipasi UMKM. Dengan implementasi DEFA di tahun 2025, potensi ekonomi digital ASEAN diperkirakan akan meningkat menjadi 2 triliun dollar pada tahun 2030.

Pertemuan AECC ke-23 dan peluncuran DEFA menunjukkan komitmen kuat negara-negara ASEAN dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan mengakselerasi transformasi digital di kawasan. Dalam konteks ASEAN Vision 2045, upaya menuju ekonomi yang tangguh, berkelanjutan, dan inklusif terus didorong. Dengan regulasi yang tepat dan kolaborasi yang erat, ASEAN siap memimpin komunitas digital global dan menjadi kekuatan ekonomi yang berkembang.

Kesuksesan KTT ASEAN ke-43 dan peluncuran DEFA adalah bukti nyata bahwa ASEAN tetap relevan dan berdaya saing di era ekonomi digital yang terus berkembang. Negara-negara anggota ASEAN berkomitmen untuk menciptakan masa depan yang cerah bagi seluruh warganya melalui pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

Geopolitik dan Isu-isu Penting Lainnya

Dalam pertemuan AECC ke-23, salah satu isu utama yang dibahas adalah geopolitik. ASEAN sebagai kawasan yang strategis secara geopolitik memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas regional dan kerja sama antar negara. Pembahasan mengenai geopolitik menjadi relevan mengingat dinamika geopolitik global yang memengaruhi kawasan ini.

Selain geopolitik, pertemuan ini juga membahas beberapa isu penting lainnya, seperti fragmentasi rantai pasok. Rantai pasok global mengalami perubahan signifikan selama beberapa tahun terakhir, terutama akibat pandemi COVID-19. Hal ini menjadi perhatian serius bagi negara-negara ASEAN yang bergantung pada perdagangan internasional dan rantai pasok global.

Isu transisi hijau juga menjadi fokus dalam pertemuan ini. Negara-negara ASEAN semakin menyadari pentingnya mengadopsi praktik ekonomi yang ramah lingkungan. Transisi menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan dan rendah karbon menjadi langkah penting untuk menjaga lingkungan dan mengurangi dampak perubahan iklim.

Agenda Strategis dan Visi Komunitas ASEAN 2045

Pada pertemuan AECC ke-23, para Menteri membahas agenda strategis kawasan yang mencakup perkembangan 16 Priority Economic Deliverables (PED). PED adalah langkah-langkah konkret yang dirancang untuk meningkatkan daya saing dan konektivitas di antara negara-negara ASEAN. Dengan implementasi PED, diharapkan kawasan ASEAN dapat lebih siap menghadapi tantangan global dan memanfaatkan peluang ekonomi yang ada.

Selain itu, pembahasan tentang Visi Komunitas ASEAN 2045 juga menjadi bagian penting dari pertemuan ini. Visi ini adalah pandangan jangka panjang untuk mengubah ASEAN menjadi kawasan yang lebih tangguh, inovatif, dinamis, dan berorientasi pada rakyat. Ada empat aspek utama dalam Visi Komunitas ASEAN 2045, yaitu:

  1. Integrasi Ekonomi Kawasan: Mendorong integrasi lebih lanjut dalam perdagangan dan investasi di antara negara-negara ASEAN.
  2. Transformasi Teknologi dan Inovasi: Menggalakkan inovasi dan adopsi teknologi modern untuk meningkatkan daya saing kawasan.
  3. Ekonomi Keberlanjutan: Memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
  4. Kesiapan Masyarakat untuk Berubah: Mengembangkan kapasitas dan keterampilan masyarakat ASEAN untuk menghadapi perubahan.

Para Menteri sepakat bahwa untuk mencapai visi ini, seluruh elemen badan sektoral terkait harus segera menyusun workplan yang mendukung penyusunan Visi ASEAN 2045. Visi ini bukan hanya sekadar impian, tetapi sebuah panduan konkret untuk tindakan di masa depan.

Keberlanjutan dan Ekosistem Kendaraan Listrik

Salah satu isu yang semakin mendapat perhatian di tingkat global adalah keberlanjutan. Dalam konteks ASEAN, upaya menuju pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan menjadi semakin penting. Para Menteri membahas Strategi Netralitas Karbon di ASEAN, yang bertujuan mengurangi emisi karbon dan menjaga ekosistem lingkungan yang penting bagi kawasan ini.

Pengembangan ekosistem kendaraan listrik juga menjadi perhatian serius. Indonesia memainkan peran kunci dalam mengusulkan inisiatif ini, dan rencananya mendapat sambutan positif dari semua negara anggota ASEAN. Pengembangan ekosistem kendaraan listrik di seluruh kawasan diharapkan dapat mengurangi polusi udara dan mendukung langkah-langkah keberlanjutan.

Peluncuran ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA)

Salah satu momen paling penting dalam pertemuan AECC ke-23 adalah peluncuran ASEAN DEFA. DEFA adalah perjanjian kerangka kerja untuk memajukan ekonomi digital di kawasan ASEAN. Perjanjian ini mencakup sejumlah aspek penting yang mencerminkan komitmen negara-negara ASEAN untuk memanfaatkan potensi ekonomi digital yang luar biasa.

DEFA bertujuan untuk memberdayakan dunia usaha dan pemangku kepentingan di seluruh ASEAN. Beberapa poin penting dalam DEFA mencakup:

  1. Percepatan Pertumbuhan Perdagangan: DEFA akan membantu mempercepat pertumbuhan perdagangan digital di antara negara-negara ASEAN, menciptakan peluang ekonomi yang signifikan.
  2. Peningkatan Interoperabilitas: DEFA akan mempromosikan interoperabilitas yang lebih baik antara sistem dan infrastruktur digital di kawasan ASEAN.
  3. Keamanan Lingkungan Online: DEFA akan membantu menciptakan lingkungan online yang aman bagi bisnis dan konsumen.
  4. Peningkatan Partisipasi UMKM: DEFA akan memfasilitasi partisipasi yang lebih besar dari UMKM dalam ekonomi digital, memberikan peluang pertumbuhan yang lebih besar.

Dengan implementasi DEFA di tahun 2025, potensi ekonomi digital ASEAN diperkirakan akan meningkat menjadi 2 triliun dollar pada tahun 2030. Ini merupakan angka yang mengesankan dan mencerminkan komitmen kuat ASEAN untuk menjadi pemimpin dalam ekonomi digital global.

Kesimpulan

KTT ASEAN ke-43 dan pertemuan AECC ke-23 serta peluncuran DEFA adalah langkah penting dalam memajukan agenda ekonomi dan keberlanjutan ASEAN. Melalui diskusi tentang isu-isu geopolitik, ekonomi keberlanjutan, dan transformasi digital, negara-negara anggota ASEAN berkomitmen untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi kawasan ini.

Dengan regulasi yang tepat dan kolaborasi yang erat, ASEAN dapat memanfaatkan potensi ekonomi digital yang besar dan menghadapi tantangan global dengan keyakinan. Peluncuran DEFA adalah bukti nyata komitmen ASEAN untuk menjadi pemimpin dalam ekonomi digital global dan mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.

Kesuksesan KTT ASEAN ke-43 dan peluncuran DEFA adalah cerminan dari kerja keras dan kolaborasi antar negara-negara ASEAN. Mereka terus bekerja bersama untuk memajukan kawasan ini dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua warga ASEAN.

Baca Juga: PMI Manufaktur Indonesia Ekspansif: Catatkan 2 Tahun Peningkatan, Tingkatkan Optimisme Industri